Valentino Rossi memang belum nyetel bersama Ducati. Namun, Rossi kembali menegaskan GP11 tidak akan meniru motor M1 milik Yamaha.
Hingga kini, penampilan Rossi bersama Ducati memang sangat mengecewakan. The Doctor tidak mampu naik podium dari tiga kali balapan MotoGP yang sudah berlangsung. Tak heran, Rossi direncanakan menjajal motor racikan baru GP11 selepas balapan di Portugal.
Kabarnya, Ducati menyiapkan sasis dan mesin baru di motor Rossi. Bobot poros mesin Ducati memang lebih berat, namun Filippo Preziosi memberikan kekuatan mesin sedikit ringan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan performa The Doctor.
Sejak awal bergabung dengan Ducati, Rossi memang pernah membantah spekulasi yang mengatakan Ducati akan meniru karakter motor M1, yang berhasil membuat The Doctor menjadi juara dunia pada 2008 dan 2009 lalu.
"Tidak, karakter Yamaha dan Ducati sangat berbeda. Karakter kedua motor sangat berlawanan,"
MOTO GP ADALAH SALAH SATU UNTUK MENGASAH KEMAMPUAN DAN ADENARLIN PARA RAIDERNYA KARENA MOTOR BAGUS BELUM TENTU RAIDARNYA TAHU PERSIS MESIN ITU.
Senin, 25 April 2011
Senin, 11 April 2011
JIWA SANG PEMBALAP SEJATI
JEREZ - Penyesalan mendalam dirasakan Valentino Rossi menyusul insiden yang melibatkannya dengan Casey Stoner. Pembalap Ducati ini mengakui tidak memaksakan diri untuk melewati pembalap Honda tersebut.
The Doctor memang melakukan kesalahan fatal dalam balapan di Jerez, kemarin malam. Tampil kompetitif sejak awal balapan dan berhasil merangsek dari posisi 12 ke peringkat tiga, kepercayaan diri Rossi sontak membuncah. Namun, kepercayaan diri kelewat tinggi pembalap Ducati berbuah petaka saat dirinya mencoba melewati Stoner (posisi dua) di sebuah tikungan.
Rossi yang mencoba mengambil dari sisi dalam, gagal mengendalikan motornya hingga akhirnya terjatuh dan menyeret Stoner yang berada di sisi luar. Akibat insiden ini, keduanya pun terjatuh. Namun, untungnya Rossi bisa melanjutkan balapan hingga akhirnya finis kelima, sedangkan Stoner gagal melanjutkan balapan.
Ditanya soal kronologis insiden tersebut, Rossi mengakui saat itu dirinya tidak sama sekali berniat untuk memaksakan diri melewati Stoner. Namun, karena dia gagal melakukan pengereman dengan sempurnya, akhirnya ban depan motornya kehilangan traksi hingga terpeleset dan apesnya menyeret Stoner.
“Saat berada di belakang Stoner, saya tidak berusaha mengovertake dia saat melakukan pengereman (di tikungan). Akan tetapi, saya menekan rem lebih dalam jika dibandingkan dengannya (Stoner). Selain itu, saya juga tidak memiliki cukup ruang di sisi luar, jadi saya memaksakan masuk di sisi dalam untuk menghindari risiko bagi kami. Tapi, sayangnya saya kehilangan kontrol ban depan hingga akhirnya menyeretnya,” urai Rossi sebagaimana dikutip Autosport, Senin (4/4/2011).
Atas insiden ini, Rossi mengakui memang pantas disalahkan. “Jelas, ini kesalahan saya dan saya meminta maaf kepada Stoner. Saya tahu, dia pasti marah karena dia tidak melakukan kesalahan. Saya juga langsung menemuinya (setelah balapan) untuk meminta maaf kepadanya,
The Doctor memang melakukan kesalahan fatal dalam balapan di Jerez, kemarin malam. Tampil kompetitif sejak awal balapan dan berhasil merangsek dari posisi 12 ke peringkat tiga, kepercayaan diri Rossi sontak membuncah. Namun, kepercayaan diri kelewat tinggi pembalap Ducati berbuah petaka saat dirinya mencoba melewati Stoner (posisi dua) di sebuah tikungan.
Rossi yang mencoba mengambil dari sisi dalam, gagal mengendalikan motornya hingga akhirnya terjatuh dan menyeret Stoner yang berada di sisi luar. Akibat insiden ini, keduanya pun terjatuh. Namun, untungnya Rossi bisa melanjutkan balapan hingga akhirnya finis kelima, sedangkan Stoner gagal melanjutkan balapan.
Ditanya soal kronologis insiden tersebut, Rossi mengakui saat itu dirinya tidak sama sekali berniat untuk memaksakan diri melewati Stoner. Namun, karena dia gagal melakukan pengereman dengan sempurnya, akhirnya ban depan motornya kehilangan traksi hingga terpeleset dan apesnya menyeret Stoner.
“Saat berada di belakang Stoner, saya tidak berusaha mengovertake dia saat melakukan pengereman (di tikungan). Akan tetapi, saya menekan rem lebih dalam jika dibandingkan dengannya (Stoner). Selain itu, saya juga tidak memiliki cukup ruang di sisi luar, jadi saya memaksakan masuk di sisi dalam untuk menghindari risiko bagi kami. Tapi, sayangnya saya kehilangan kontrol ban depan hingga akhirnya menyeretnya,” urai Rossi sebagaimana dikutip Autosport, Senin (4/4/2011).
Atas insiden ini, Rossi mengakui memang pantas disalahkan. “Jelas, ini kesalahan saya dan saya meminta maaf kepada Stoner. Saya tahu, dia pasti marah karena dia tidak melakukan kesalahan. Saya juga langsung menemuinya (setelah balapan) untuk meminta maaf kepadanya,
Langganan:
Postingan (Atom)